About

SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGMULYA - JATINANGOR

Mari kita membangun peserta didik yang berakhlak mulia berbudi pekerti luhur cerdas, sehat dan terampil. Untuk Indonesia yang lebih baik yang bebas dari KORUPSI!!.

SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGMULYA - JATINANGOR

Mari kita membangun peserta didik yang berakhlak mulia berbudi pekerti luhur cerdas, sehat dan terampil. Untuk Indonesia yang lebih baik yang bebas dari KORUPSI!!.

SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGMULYA - JATINANGOR

Mari kita membangun peserta didik yang berakhlak mulia berbudi pekerti luhur cerdas, sehat dan terampil. Untuk Indonesia yang lebih baik yang bebas dari KORUPSI!!.

SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGMULYA - JATINANGOR

Mari kita membangun peserta didik yang berakhlak mulia berbudi pekerti luhur cerdas, sehat dan terampil. Untuk Indonesia yang lebih baik yang bebas dari KORUPSI!!.

SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGMULYA - JATINANGOR

Mari kita membangun peserta didik yang berakhlak mulia berbudi pekerti luhur cerdas, sehat dan terampil. Untuk Indonesia yang lebih baik yang bebas dari KORUPSI!!.

Pages

Senin, 28 September 2015

Pelestarian Lingkungan Hidup

PENGERTIAN LINGKUNGAN

           Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang

LINGKUNGAN HIDUP
 
          Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.

2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

         Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de

Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
 a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
 b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai   Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

2. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.

2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.

3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara.Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.

Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.

d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai.

Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.
Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan
sumber

Minggu, 27 September 2015

Cara Pengisian Formulir e-PUPNS

Pengisian formulir e-PUPNS bisa dilaksanakan apabila Tanda Bukti Pendaftaran telah diserahkan ke instansi yang mengurus bidang kepegawaian di daerah  dan kemudian pendaftaran disetujui oleh verifikator yang di tunjuk dan diberi mandat oleh Badan kepegawaian Daerah setempat. Adapun tata cara penyerahan tanda bukti pendaftaran dan bukti fisik yang harus diserahkan ditentukan oleh pengelola PUPNS di Badan Kepegawaian Daerah masing-masing.


Perlu diingat    data yang dimasukan di formulir e-PUPNS harus benar dan sesuai dengan bukti fisik yang ada. Ini disebabkan karena data yang terkirim tidak dapat diubah kembali tanpa ada persetujuan verifikator. Apabila data sudah terlanjur terkirim dan ada kesalahan  maka harus mengajukan permohonan ke verifikator untuk membatalkan kiriman tersebut atau istilahnya turun status dan setelah ada pembatalan barulah PNS yang bersangkutan dapat kembali mengedit datanya. Oleh sebab itu  ketika mengisi formulir, jangan dulu mengklik tombol kirim sebelum kita yakin akan kebenaran data yang dimasukan.


Satu lagi yang mesti jadi perhatian. e-PUPNS ini sangat penting bagi seorang PNS karena bila tidak mengikuti pengisian e-pupns maka status kepegawaian seorang PNS bakal di anulir. Namun sayangnya sosialisai tentang tata cara pengisian data e-PUPNS sangatlah kurang. Oleh sebab itu banyak PNS yang takut dan bingung mengisi formulir e-PUPNS karena takut data yang dimasukan salah. Solusinya adalah isilah data-data yang jelas dulu dan untuk  data yang kurang dimengerti tinggalkan dulu sembari mencari tahu di internet atau bertanya pada teman. Jadi tak usah terburu-buru untuk menyelesaikan formulir e-pupns bila masih banyak isian data yang membingungkan.

Adapun cara pengisian formulir e-PUPNS adalah sebagai berikut :

  1. Masuk Ke http://pupns.bkn.go.id/ . Kemudian Klik menu` Login` yang berada di sudut kanan atas situs.
  2. Masukan Nomor Registrasi yang dulu diperoleh ketika pendaftaran dan Kata Kunci yang dulu dibuat waktu pendaftaran  lalu klik tombol `Login`PNS 
  3. Setelah berhasil login ke sistem, akan ditampilkan beberapa tab untuk form Data PNS. Data yang ditampilkan adalah data pembanding yang bersumber dari database BKN. Ada 6 tab yang ditampilkan secara berderet dari kiri ke kanan  yaitu : Data Utama, Data Posisi, Data Riwayat, Data Guru, Data Dokter, dan Stakeholder. Ketika baru masuk kita otomatis berada di tab ~Data Utama~.
  4. Dalam tab Data Utama ditampilkan data PNS dimulai dari NIP baru sampai nomor Karpeg. Klik tanda ceklis[v] jika data yang ditampilkan dalam form e-PUPNS sudah sesuai dengan data PNS. Untuk data yang tidak sesuai atau terdapat kesalahan pada data yang ditampilkan dalam form e-PUPNS, klik tombol [X] kemudian kolom isian untuk data perubahan akan muncul. Isilah perubahan data pada kolom tersebut sesuai dengan berkas pendukung.
  5. Setelah data di Tab `Data Utama ` di cek dan diperbaiki kesalahannya klik tombol simpan di kiri sebelah bawah. Seperti inilah tampilan data utama yang telah diperbaiki;

  6. Selanjutnya klik  tab ~Data Posisi~. 
  7. Di Tab `Data Posisi` ditampilkan Instansi Induk. Lokasi Kerja, Satuan Kerja sampai Verifikator Level 1. Cek semua data dan perbaiki data yang tidak sesuai ( Di tab Data posisi hanya empat data saja yang bisa langsung diperbaiki di sini. Yang lainnya diperbaiki nanti di Tab `Data Riwayat~ . Bila sudah di cek dan diperbaiki semua datanya, klik tombol simpan di pojok bawah sebelah kiri.
  8. Klik tab `Data Riwayat~. Di Tab `Data Riwayat  ini memiliki Sub Tab antara lain ; Golongan, Pendidikan, Diklat Struktural, Diklat Fungsional , Jabatan dan Keluarga. Ketika mengklik tab `Data Riwayat` otomatis akan berada di sub tab `golongan`. Di Riwayat golongan, masukan semua riwat golongan anda sejak mulai CPNS sampai golongan terakhir saat ini.  Isi satu persatu jangan sampai terlewat dengan cara mengklik ubah jika ingin mengubah atau melengkapi data yang sudah ada dan klik tambah untuk menambah data yang belum ada. Jika selesai mengisi data klik simpan.

  9. Setelah data keluarga selesai diisi kemudian lanjutkan ke sub tab  Pendidikan, Diklat Struktural ( bagi PNS Struktural), Diklat Fungsional ( bagi PNS Fungsional), Jabatan dan Keluarga. Setiap selesai mengisi  data klik tombol simpan.
  10. Setelah selesai tab ` Data Riwayat` dengan sub tab dan sub-sub tabnya, lanjutkan ke tab ` Data Guru ` jika anda seorang guru. Isi riwayat mengajar anda sejak mulai CPNS sampai sekarang ( Bila sejak CPNS sampai sekarang tidak berpindah tempat tugas, data riwayat hanya diisi satu kali. Tapi bila anda berpindah tempat tugas beberapa kali, tulis semuanya dengan TMT melihat dari SK Mutasi).
    Klik simpan bila data sudah diisi atau diperbaiki.
  11. Bila anda seorang dokter klik tab `Data Dokter `.
  12. Terakhir klik tab ` Stakeholder`. Isi tab Stakeholder sesuai data yang ada dan jangan lupa klik tombol simpan  setelah selesai memasukan data.
  13. Selesailah pengisian data e-PUPNS. Sebelum anda mengirim data, sebaiknya (bahkan ini harus) cek kembali seluruh data dengan membuka semua tab dari awal yaitu tab `Data Utama, Data Posisi, Data Riwayat, Data Guru, Data Dokter, dan Stakeholder. Buka semua tab, sub tab dan sub-sub tab jangan terlewat. Lihat data-datanya, apakah semua data sudah benar atau belum? Lihat juga kalau-kalau ada data yang tidak tersimpan karena lupa mengkil tombol simpan. Kalau sudah merasa yakin semua data yang dimasukan benar dan tidak ada data yang masih kosong maka klik tombol kirim yang berada di kanan atas situs e-pupns. Kalau belum yakin atau ada data yang belum masuk maka tunda saja dulu pekerjaannya dengan mengklik log out di kanan atas. Penyelesaian pengisian data dan pengiriman data bisa dilakukan lain waktu.
Untuk lebih jelasnya dapat dipelajari di Buku Petunjuk Pengguna Sistem Pendataan Ulang PNS Elektronik (e-PUPNS) yang dapat didownload http://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2015/08/buku-petunjuk-epupns-user.pdf\
sumber

Senin, 27 April 2015

Persentase dan Cara Menghitung Persen

Pengertian Persentase
Apa yang dimaksud persentase? Persen atau dalam bahasa Inggris “percent” berarti per seratus. Persentase adalah suatu angka yang dinyatakan dalam bentuk pecahan perseratus. Persentase dinyatakan dalam satuan persen yang biasa ditulis dengan lambang satuan “%”. Setiap bilangan atau angka dapat dinyatakan sebagai perbandingan dengan angka 1. Angka 0,5  jika dinyatakan sebagai perbandingan, maka nilainya dapat ditulis sebagai 0,5/1. Jika angka 0,5 dinyatakan dalam bentuk pecahan per seratus maka nilainya 50 %. 50 persen artinya 50 perseratus yang nilainya sama dengan 50/100 = 0,5.

Bagaimana Cara Menghitung Persen?
Untuk mengetahui suatu bilangan dalam bentuk persen perlu dipahami langkah-langkah berikut.
1. Ketahui nilai pecahan atau nilai perbandingan suatu bilangan
2. Kalikan bilangan tersebut dengan angka 100%
Contohnya kita akan menghitung persentase angka 17 dibandingkan dengan angka 25, maka:
• Langkah 1:  Tulis bentuk pecahan atau bentuk perbandingan dari angka 17 terhadap angka 25, yaitu 17/25.
• Langkah 2: Kalikan 17/25 dengan angka 100%. Maka nilai persentasenya (17/25)x100 % = 68 %.

Persentase Kenaikan
Salah satu penggunaan persentase adalah untuk menghitung kenaikan nilai. Persentase kenaikan nilai  dihitung berdasarkan perbandingan nilai kenaikan dengan nilai semula (nilai referensi) sebelum adanya kenaikan. Untuk menghitung presentase kenaikan nilai, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Ketahui nilai semula (nilai referensi) sebelum kenaikan.
2. Katahui nilai kenaikan
3. Hitung perbandingan nilai kenaikan terhadap nilai semula.
4. Kalikan hasi langkah 3 (perbandingan nilai kenaikan terhadap nilai semula) dengan angka 100%.
Contohnya kita ingin menghitung persentase kenaikan dari 75 ke 90, maka:
• Lankah 1: Menentuklan nilai awal yaitu 75
• Langkah 2:  Menentukan nilai kenaikan yaitu 90 - 75 = 15
• Langkah 3: Perbandingan nilai kenaikan terhadap nilai semula = (15/75).
• Langkah 4: Persentase kenaikan = (15/75) x 100% = 20%

Persentase Penurunan
Salah satu penggunaan persentase adalah untuk menghitung penurunan nilai. Persentase penurunan nilai dihitung berdasarkan perbandingan nilai penurunan dengan nilai semula (nilai referensi) sebelum adanya penurunan. Untuk menghitung prosentase penurunan nilai, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
1. Ketahui nilai semula (nilai referensi) sebelum penurunan.
2. Katahui nilai penurunan
3. Hitung perbandingan nilai penurunan terhadap nilai semula.
4. Kalikan hasi langkah 3 (perbandingan nilai penurunan terhadap nilai semula) dengan angka 100%.
Contohnya kita ingin menghitung persentase penurunan dari 75 ke 60, maka:
• Lankah 1: Menentukan nilai semula 75
• Langkah 2:  Menentukan nilai penurunan yaitu 75 – 60 = 15
• Langkah 3: Perbandingan nilai penurunan terhadap nilai semula = (15/75).
• Persentase penurunan = (15/75) x 100% = 20%

Contoh Perhitungan Persentase
1. Soal: Hitung pecahan 1/4 dalam persen! (Petunjuk: Persentase = nilai perbandingan x 100%). Jawab: 1/4 adalah nilai perbandingan, maka 1/4 = (1/4) x 100% = 25%.
2. Soal: Hitung pecahan 0,375 dalam persen! (Petunjuk: Persentase = nilai perbandingan x 100%). Jawab: Angka 0,375 adalah nilai perbandingan yang sama dengan 375/1000. Jadi 0,375 = 0,375 x 100% = 37,5%
3. Soal: Berapa persen jika 5 dibandingkan dengan 60? (Petunjuk: Persentase = nilai perbandingan x 100 persen). Jawab: Persentase 5 dari 60 = (5/60) x 100% = 8,33%
4. Soal: Sebuah sepatu dijual dengan harga 100.000 rupiah dari harga semula 150.000 rupiah. Berapa persen diskon harga sepatu tersebut? Persentase penurunan = perbandingan nilai penurunan terhadap nilai semula dikalikan 100%). Jawab: penurunan harga = 150.000 – 100.000 = 50.000. Persentase penurunan = (50.000/150000) x 100% = 33,33%.
5. Soal: sebuah tangki air diperbesar kapasitasnya dari 2500 liter menjadi 3000 liter. Berapa persen kenaikan kapasitas tangki air tesebut? (Petunjuk: persentase kenaikan = perbandingan nilai kenaikan terhadap nilai awal dikalikan 100%). Jawab: kenaikan kapasitas tangki = 3000 – 2500 = 500 liter. Persentase kenaikan = (500/2500) x 100% = 20%.

sumber

Jumat, 16 Januari 2015

Rabu, 14 Januari 2015

PHBI MAULID NABI MUHAMMAD SAW SDN KARANGMULYA JATINANGOR SUMEDANG

Hari Rabu taggal 23 Hijriah Tahun 1436 (Rabu, 7 Januari 2015). Para siswa-siswi dan guru- guru SDN Karangmulya memperingati hari dilahirkannya Nabi Besar Muhammad SAW.
Tujuan:
  1. Lebih mengenal sejarah sosok Nabi Muhammad SAW, sebagai Nabinya umat Islam
  2. Menciatai Nabi Muhammad SAW.
  3. Meneladani Rasululloh Nabi Muhammad Saw
  4. Melaksanakan perintah Rasululloh Nabi Muhammad Saw Lomba Pildacil murid-murid SDN Karangmulya
  5. Mempertebal keimanan kepada Alloh SWT, Nabi dan RosulNya
  6. Mensy'arkan Agama Islam.
Rangkaian Acara :
  1. Penampilan  grup kasidah rebana murid-murid SDN Karangmulya
  2. Lomba Pildacil murid-murid SDN Karangmulya
  3. Lomba MHQ murid-murid SDN Karangmulya
  4. Lomba MTQ murid-murid SDN Karangmulya
  5. Lomba hias tumpeng murid-murid SDN Karangmulya
 Photo Kegiatan :


Senin, 12 Januari 2015

Fungsi Manajemen Pendidikan

Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan

Secara umum, ada empat fungsi manajemen yang sering orang menyebutnya “POAC”, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Dua fungsi yang pertama dikategorikan sebagai kegiatan mental sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai kegiatan fisik. Suatu manajemen bisa dikatakan berhasil jika keempat fungsi di atas bisa dijalankan dengan baik. Kelemahan pada salah satu fungsi manajemen akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien.
1. Fungsi Perncanaan (Planning)
Perencanaan menjadi pegangan setiap pimpinan dan pelaksana untuk dilaksanakan. Dengan demikian, melalui perencanaan dapat dipersatukan kesamaan pandangan, sikap dan tindak dalam pelaksanaan di lapangan. Dapat pula dikatakan bahwa pimpinan harus mengetahui secara pasti tujuan jangka menengah dan di atas perencanaan jangka panjang menengah ini pula, ia harus menentukan perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek ini harus dirinci berdasarkan skala prioritas, mana yang harus dikerjakan terebih dahulu dan secara bertahap serta terencana melaksanakan tahap-tahap berikutnya sampai tujuan jangka pendek itu dapat tercapai sepenuhnya, perlu diadakan evaluasi untuk menyempurnakan langkah selanjutnya.

Perencanaan merupakan suatu proses yang tidak berakhir bila rencana tersebut telah ditetapkan, rencana yang harus diimplementasikan. Setiap saat selama proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan modifikasi agar tetap berguna. Oleh karena itu perencanaan harus mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin. Perencanaan adalah proses dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya. Perbedaan pelaksanaan adalah hasil tipe dan tingkat perencanaan yang berbeda pula. Perencanaan dalam organisasi adalah esensial, karena dalam kenyataannya perencanaan memegang peranan lebih dibanding fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi-fungsi pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sebenarnya hanya melaksanakan keputusan-keputusan perencanaan.

Salah satu aspek yang juga penting dalam perencanaan adalah pembuatan keputusan (making decision), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

Ada empat tahapan dalam perencanaan, yaitu:
a) Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
b) Merumuskan tujuan saat ini.
c) Mengidentifikasikan segala peluang dan hambatan.
d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya fisik lain yang dimiliki organisasi pendidikan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan pendidikan.

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses susunan struktur organisasi yaitu departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi adalah pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja organisasi agar kegiatan-kegiatan sejenis saling berhubungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi dan tampak atau ditunjukkan oleh bagan suatu organisasi. Pembagian kerja adalah perincian tugas pekerjaan agar setiap individu pada organisasi bertanggungjawab dalam melaksanakan sekumpulan kegiatan. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

Ada beberapa pengertian organisasi antara lain:
a) Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif sumber daya yang ada.
b) Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, dan pada tiap kelompok diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
c) Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para karyawan.
d) Cara para manajer membagi tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tersebut.

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi dapat dicapai dengan efisien. Ada beberapa aspek penting dalam proses pengorganisasian, yaitu :
a) Bagan organisasi formal;
b) Pembagian kerja;
c) Departementalisasi;
d) Rantai perintah atau kesatuan perintah;
e) Tingkat-tingkat hiraki manajemen
f) Saluran Komunikasi; dan
g) Rentang manajemen dan kelompok informal yang dapat dihindarkan.

Proses pengorganisasian terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a) Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan setiap individu dalam mencapai tujuan organisasi,
b) Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logika dapat dilaksanakan oleh setiap individu. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.
c) Pengadaan dan pengembangan mekanisme kerja sehingga ada koordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi memahami tujuan organisasi dan mengurangi ketidak efisiensian dan konflik.

3. Fungsi Pengarahan (Actuating)

Pengarahan merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa pronsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahaan dalam melakukan pengarahan yaitu :
a) Prinsip mengarah kepada tujuan.
b) Prinsip keharmonisan dengan tujuan.
c) Prinsip kesatuan komando.

Pada umumnya pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip di atas.

Cara-cara pengarahan yang dilakukan, seperti:
a) Orientasi: Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
b) Perintah: Merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
c) Delegasi wewenang: Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepadabawahannya.
Beberapa hal yang tercakup dalan Actuating yaitu :
  1. Komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jarngan organisasi.Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal. Dalam teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar yang dijadikan pedoman:
  • Teori tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-jaringan formal untuk mencapai tujuannya.
  • Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk melalui interaksi antar individu.
  1. Coordinating. Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan memberi instruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk memberikan penjelasan bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching dan bila perlu memberi teguran.
  2. Motivating. Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahannya melakukan kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan. Pemberian inspirasi, semangat dan dorongan oleh atasan kepada bawahan ditunjukan agar bawahan bertambah kegiatannya, atau mereka lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka berdaya guna dan berhasil guna.
  3. Leading. Istilah leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen, di kemukakan oleh Louis A. Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam kegiatan, yakni 1) mengambil keputusan, 2) mengadakan komunikasi agar ada saling pegertian antara manajer dan bawahan, 3) memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak, 4) memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta 5) memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Fungsi Pengawasan (Controlling)

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dan tujuan yang telah digariskan semula. Controlling (pengawasan) ialah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai rencana yang ditetapkan (Ulbert Silalahi,2000). Pengawasan (controlling) dapat diartikan sebagai proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang yang sudah dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. (M. Manullang,1998).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan dan sekaligus melakukan tindakan-tindakan perbaikan apabila penyimpangan sudah terjadi dari apa yang sudah direncanakan.

Oleh karena itu betapa eratnya hubungan antara perencanaan dan pengawasan. Dalam perencanaan aktivitas organisasi, tujuan utama dan sasaran serta metode untuk mencapainya ditetapkan dengan jelas. Dalam controlling mengukur kemajuan kearah tujuan tersebut dan memungkinkan pimpinan mendeteksi penyimpangan-penyimpangan dari perencanaan tersebut tepat pada waktunya untuk melakukan tindakan sebelum penyimpangan menjadi lebih jauh. Dapat kita tarik kesimpulan bahwa fungsi controlling merupakan suatu proses untuk mengawasi segala kegiatan tertuju pada sasarannya.

Kata “pengawasan” sering berkonotasi tidak menyenangkan, karena dianggap mengecam kebebasan dan otonomi pribadi, padahal organisasi sangat memerlukan pengawasan untuk menjamin tercapainya tujuan, sehingga tugas manajer adalah menemukan keseimbangan antara pengawasan organisasi dan kebebasan pribadi atau mencari tingkat pengawasan yang tepat. Pengawasan yang berlebihan akan menimbulkan birokrasi, mematikan kreativitas dan sebagainya yang akhirnya merugikan organisasi sendiri, sebaliknya pengawasan yang tidak mencukupi dapat menimbulkan pemborosan sumber daya dan membuat sulit pencapaian tujuan. Dari berbagai batasan pengawasan (controlling), bahwa tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat merealisasikan tujuan utama, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan dan untuk mengetahui kelemahan-kelamahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya baik pada waktu itu ataupun waktu-waktu yang akan datang.

Dalam proses pengawasan lebih banyak meliputi tindakan mencari sumber kesulitan dan mengoreksinya. Oleh sebab itu, tujuan fungsi control antara lain adalah:
a) Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
b) Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah digariskan atau ditetapkan.
c) Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang akan datang, sedang atau mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan.
d) Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya.
e) Mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan
Agar tujuan tersebut tercapai, maka akan lebih baik jika tindakan control dilakukan sebelum terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah (preventif control) dibandingkan dengan tindakan control sesudah terjadi penyimpangan (representative control). Control suatu sistem akan menjadi efektif apabila:
a) Keluaran yang sesungguhnya diukur dengan tepat dan dibandingkan dengan keluaran yang diinginkan.
b) Keputusan-keputusan tindakan yang diperlukan dilaksanakan.
c) Umpan balik informasi cukup cepat untuk mengadakan perbaikan-perbaikan sebelum factor-faktor dalam proses menjadi tidak sesuai dengan perbaikan-perbaikan yang dibuat.
Tulisan ini diambil sebagain besar dari tulisan Subagio, M.Pd.


Minggu, 11 Januari 2015

SDN Karangmulya

Perkembangan SDN Karangmulya, Kecamatan Jatinangor,Kabupaten Sumedang adalah salah satu sekolah dasar yang mengalami perkembangan yang cukuk pesat (baik).  Saya selaku salah satu tenaga pengajar di sekolah tersebut yang bekerja mulai tahun 2003, merasa bangga atas perkembangan yang diraih.

Perkembangan kemajuan SDN Karangmulya Kecamatan Jatinangor Kabupaten sumedang :
  1. Tahun 2003 kondisi bangunan Sekolah tidak tertata dengan baik, tidak memiliki tempat upacara berdera (upacara menumpang di halaman Desa Cilayung ). Tidak memiliki tempat halaman bermain anak-anak.
  2. Mulai tahun 2009/2010, di bawah pinpinan Bapak Yayat Ruhiat selaku Kepala Sekolah SDN Karangmulya, melakukan penataan lingkungan sekolah,  bekerjasama dengan intansi terkait, guru-guru SDN Karangmulya, komite sekolah, Kepala Desa Cilayung, serta dengan orang tua murid. Penataan lingkungan sekolah berhasil dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan. Sekolah Memiliki halaman tempat melakukan upacara,tempat anak berolahraga, belajar di lapangan, tempat bermain. Sekolah menjadi indah, sejuk dan nyaman karena penataan tersebut.
  3. Pada tahun 2012 sampai sekarang, masa Kepemimpinan Bapak Komarudin S.Ag selaku Kepala Sekolah SDN Karangmulya, penataan sekolah terus dilakukan baik fisik bangunan sekolah, halaman sekolah, sarana dan prasana untuk kegiatan pembelajaran dalam kelas terus dilengkapi/ ditingkatkan. Guru-guru memiliki meja tulis masing-masing di kantor, sekolah memiliki ICT yang mencukupi Termasuk Inpokus, memiliki Sarana Kesenian Tradisional ( 5 set angklung, 2 set angklung gantung, 2 set arumba, seperangkat alat degung, 3 buah kecapi indung, 5 set rebana, dan 4 buah kendang besar dan 4 buah kendang kecil).
  4. Bapak  Kepala SDN Karangmulya (Koamarudin S.Ag) merupakan salah satu Kepsek yang mendapatkan penilaian yang baik dari UPTD  TK/SD dan PNF  Jatinangor .
  5. Pada  Bulan Desember Tahun 2014 SDN Karangmulya mendapatkan nilai akreditasi sekolah yang memuaskan dari Pihak asesor (tim penilai)
  6. Pada Bulan Januari 2015, Ibu Tati Tarmilah, S.Pd. SD salah satu tenaga pendidik SDN Karangmulya dinyatakan " LULUS TES MENJADI KEPALA SEKOLAH"
  7. Seluruh Personil SDN Karangmulya mengucapkan " SELAMAT" kepada " Ibu Tati Tarmilah, S.Pd. SD" ( PRINCES SDN KARANGMULYA) menjadi kepala sekolah, dan mendoakan semoga selalu dirahmati Alloh Swt. Amiin !




Sabtu, 10 Januari 2015

KEGIATAN KBM

Penelitian Tindakan Kelas di SDN Karangmulya Jatinangor